Nasib Ujian Nasional (UN) berakhir tahun 2020, detik-detik menjelang penyelenggaran UN disergap ketakutan mencekam, dan badai corona menghepas semuanya. Siswa angkatan 2020 tidak lagi mengenal UN dan ditahbiskan lulus sempurna tanpa dihantui rasa was-was jelang pengumuman kelulusan. UN secara resmi telah dibekukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Saat kondisi pendidikan kita kian terpuruk, yang ditandai dengan melorotnya skor hasil PISSA, TIMSS dan PIRLS. Maka Assesmen Nasional (AN) hadir sebagai ikhtiar meningkatkan mutu, bangkitkan motivasi dan lejitkan prestasi. Ketika budaya membaca dan berpikir siswa kita rendah, maka literasi dan numerasi menjadi komponen penting dalam AN. Survey karakter siswa dan lingkungan belajar menjadi bagian pokok dalam AN.
UN sangat berbeda dengan AN, AN diikuti oleh seluruh satuan pendidikan dengan jumlah siswa terbatas, bukan penentu kelulusan, pesertanya hanya kelas 5, 8 dan 11. Tidak perlu persiapan khusus, apalagi siswa harus dikarantina ikut bimbel atau kegiatan sejenis. Fokuslah pada kelas akhir, karena mereka akan menyongsong etape baru dalam belajar dan pembelajaran.
Pendidikan Indonesia harus BANGKIT, Indonesia harus makin cerdas agar kita menjadi negara maju dengan sesungguhnya. (Rajeg 15 01 2021, MY),
0 Comments